Senin, 18 Januari 2010

RENUNGAN KITA

Kalau hari ini kita masih ingat agama,dan merelakan keringat kita di jalan-Nya maka boleh jadi itu bukan keberhasilan kita.Kalau hari ini kita ingat tentang tanggung jawab sesudah mati,sangat mungkin bukan karena kebaikan yang bukan sepenuhnya lahir dari kesadaran kita.Boleh jadi itu semua bukan merupakan prestasi kita sendiri,melainkan orang tua kita atau para guru kita yang tulus menyemainya,lalu Alloh kokohkan dalam hati kita.

Banyak orang tua yang berhasil mendidik anaknya bukan karena kepandaiannya mendidik anak,tetapi karena doa-doa mereka yang tulus.Banyak orangtua yang cara mendidiknya salah jika ditinjau dari sudut pandang psikologi,tetapi anak-anaknya tumbuh menjadi penyejuk mata yang membawa kebaikan dikarenakan amat besar pengharapan orangtua.Diantara mereka yang selalu membasahi penghujung malam dengan air mata untuk merintih kepada Alloh Azza wa Jalla.Di antara mereka ada pula menyertai langkah-langkah dengan niat yang tulus dan bersih.

Ya Alloh,alangkah masih sering lalai hati kita.Kita membuat,tapi tanpa niat.Bahkan disaat kita sedang sibuk bicara agamapun,yang memenuhi hati bukan niat yang bersih.Akibatnya hati kita risau dan jiwa kita gelisah.
Astaghfirullahal'adziim.Laa haula wala quwwata illa billah.Di zaman ketika wibawa sebagian ulama semakin rapuh,rasanya kita perlu menguatkan hati anak-anak kita.Kita perlu memperbanyak amal untuk memohon berkah Alloh bagi kebaikan hidup kita dan anak-anak kita.Sesungguhnya Alloh menggenggam hati manusia.

Ya...masa terus berganti.Kita tak bisa meminta anak-anak untuk menjadi seperti kita.Seperti nasihat Ali bin Abi Thalib,"Kita didik anak-anak kita untuk sebuah zaman yang bukan zaman kita".Terserah mereka akan jadi apa yang penting aqidah,iman dan komitmen mereka sama de ngan kita atau lebih teguh lagi.

Padahal Alloh berpesan agar kita takut kalau dibelakang hari meninggalkan generasi yang lemah hanya dua yang menjadi jalan keluarnya yakni takwa dan berbicara dengan perkataan yang benar.Inilah dua hal yang amat sederhana tetapi butuh perjuangan yang tak pernah usai.

Dua hal itulah yang kita harapkan menjadi bekal untuk anak-anak kita kelak.Semoga Alloh kuat kan iman kita.Semoga pula Alloh memperjalankan kita dalam takwa kepada-Nya.Semoga setiap langkah kita membawa kepada ridho-Nya dan meninggalkan bekas yang mantap dihati anak-anak dan keturunan kita,sehingga mereka memenangkan bisikan takwanya.

Selebihnya ada yang harus kita benahi tentang iman kita.Hari-hari mendatang anak kita ditengah tantangan yang semakin menakutkan,semoga dapat memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa illaa illalloh.Semoga Alloh memperjalankan mereka sebagai penolong-penolong-Nya.Allohumma Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar